Ini Rahasia Video Bagus Kelihatan Jelek di Instagram

REFILE - CLARIFYING CAPTION Silhouettes of mobile users are seen next to a screen projection of Instagram logo in this picture illustration taken March 28, 2018.  REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

InstagramĀ mengungkapkan rahasia baru. Ternyata, perusahaan media sosial tersebut sengaja menurunkan kualitas video yang tidak populer atau minim peminat.

Bos Instagram dan Thread, Adam Mosseri, menyatakan bahwa video yang lebih populer di Instagram akan ditampilkan dengan kualitas yang lebih bagus dibanding video yang tidak populer 

Dalam wawancara dengan The Verge, Mosseri menegaskan bahwa Instagram berusaha menampilkan video dengan kualitas sebaik mungkin.

“Namun jika suatu video sudah lama tidak ditonton, karena jumlah tontonan terbanyak adalah pada awal video terbit, kami akan menggeser ke kualitas video yang lebih rendah,” katanya.

Penjelasan Mosseri soal perbedaan kualitas video sudah diumumkan pada tahun lalu oleh Meta. Meta saat itu menjelaskan bahwa mereka menggunakan konfigurasi yang berbeda untuk video yang berbeda tergantung dengan popularitasnnya.

Namun, pernyataan Mosseri tetap memicu gelombang baru kritik dan pertanyaan dari netizen. Salah seorang netizen, menurut Tech Crunch, bahkan menilai kebijakan Instagram “sangat gila.”

Respons ini mendorong Mosseri untuk memberikan penjelasan lebih detail. Ia menegaskan bahwa keputusan soal kualitas video diambil tidak berdasarkan video individual.

“Kami bias ke video berkualitas lebih tinggi [yang membutuhkan lebih banyak ruang di CPU] untuk kreator yang menarik lebih banyak penonton. Ini tidak biner, tetapi skala yang bergeser,” kata Mosseri.

Beberapa netizen menilai pendekatan ini menguntungkan kreator besar, yang sudah terkenal. Alasannya, video hasil karya kreator yang sudah populer ditampilkan dengan video yang lebih tinggi sehingga tampak lebih menarik dan makin populer. Kreator kecil atau yang baru memulai berkreasi menjadi sulit untuk sukses.

Mosseri berdalih perbedaan kualitas tidak terlalu berdampak. “Pergeseran kualitas tidak besar, serta interaksi pengguna dengan video lebih dipengaruhi oleh konten, bukan kualitas,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*