Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan bersembunyi di sebuah bunker, Sabtu (26/10/2024). Hal ini terjadi setelah Israel memutuskan untuk menyerang Lebanon.
Dalam laporan CNN International, Netanyahu berada di bunker tersebut bersama Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant. Meski tak dijelaskan lokasinya, diyakini bunker tersebut dilaporkan berada di bawah tanah Gedung Kementerian Pertahanan Israel.
Sebelumnya, Israel melontarkan sejumlah serangan udara ke sejumlah wilayah di Iran, termasuk Ibu Kota Teheran, pada Jumat (25/10/2024) malam. Serangan ini adalah luncuran rudal balasan Tel Aviv atas serangan Negeri Para Mullah itu ke daerahnya pada awal Oktober lalu.
“Kami melakukan serangan yang terarah dan tepat terhadap target militer di Iran dan menggagalkan ancaman langsung terhadap Negara Israel,” kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari dalam sebuah posting di X, yang mengumumkan bahwa gelombang serangan telah berakhir.
Sejumlah video beredar menggambarkan bagaimana rangkaian rudal mulai masuk di dekat permukaan tanah. Walau Israel mengklaim serangannya tepat, dalam beberapa video terlihat justru sistem pertahanan Iran sigap dan langsung menghancurkan roket-roket tersebut.
Pengeboman Israel terjadi kurang dari sebulan setelah Iran menyerang kota-kota besar Israel dengan sedikitnya 180 rudal balistik pada tanggal 2 Oktober. Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan rudal-rudal itu ditembakkan sebagai respons Teheran terhadap pembunuhan warga sipil di Gaza dan baru-baru ini, di Lebanon, yang menewaskan salah seorang komandannya.
Sementara itu, dari pihak Iran, sumber yang dikutip oleh kantor berita Tasnim mengancam bahwa Iran siap untuk menanggapi setiap “agresi” Israel.
“Tidak diragukan lagi bahwa Israel akan menghadapi reaksi yang proporsional atas tindakan apa pun yang diambilnya,” kata Tasnim mengutip sumber tersebut.
Di sisi lain, dari Amerika Serikat (AS), Washington mengatakan bahwa pihaknya telah diberitahu sebelum serangan tersebut. Namun mereka menegaskan bukanlah sebagai pihak yang membantu atau terlibat dalam serangan.
“AS diberitahu sebelumnya dan tidak ada keterlibatan AS,” kata seorang pejabat pertahanan AS, dikutip dari AFP, Sabtu (26/10/2024).