Badan Gizi Nasional akan dijadikan pemerintah sebagai alat untuk mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi.
“Saya sebetulnya kemarin di Kementerian Keuangan didorong agar spending badan gizi lebih awal untuk dorong pertumbuhan ekonomi di kuartal I dan kuartal II,” kata Kepala Badan Gizin Nasional Dadan Hindayana di kawasan Jakarta Concention Center, Selasa (8/10/2024).
“Karena dijelaskan salah satu kendala transisi pemerintah selalu saja pertumbuhan ekonomi stagnan saat transisi. Untuk periode ini maka kami didorong spending di awal untuk pertumbuhan kuartal I dan kuartal II tetap terjaga dan badan gizi diandalkan untuk dukung pertumbuhan ekonomi tersebut,” tegas Dadan.
Pada tahun depan atau tahun pertama efektifnya roda pemerintahan Prabowo Subianto setelah dilantik pada 20 Oktober 2024, total belanja Badan Gizi Nasional akan mencapai Rp 45 miliar setiap harinya untuk kebutuhan pelaksanaan program makan bergizi gratis sepanjang kuartal I-2024.
Sebab, pada periode Januari-Maret 2024 itu, total kebutuhan anggaran makan bergizi yang Rp 15.000 per anak akan menyasar 3 juta anak sekolah mulai dari PAUD-SMA. Lalu, meningkat menjadi 6 juta anak mulai April, dan menjadi 15 juta anak mulai Juli 2024.
“Anggaran awal kan Rp 71 triliun untuk 1 tahun artinya di awal kita gunakan untuk intervensi 3 juta anak dulu, nanti naik 6 juta di April, dan di Juli baru 15 juta. Tinggal hitung aja 3 juta kali Tp 15 ribu aja (spending kuartal I-2024),” ujar Dadan.
Jika program ini sudah sesuai target penuh penyaluran, yakni untuk 82,9 juta penerima yang terdiri dari anak PAUD, SD, SMP, SMA, Ibu Hamil, dan Balita di seluruh Indonesia dengan kebutuhan anggaran Rp 400 triliun, belanja harian badan gizi nasional akan mencapai Rp 1,2 triliun.
“Kalau ini jalan, Badan Gizi Nasional spending harian Rp 1,2 triliun. Ini uang yang tidak sedikit Rp 1,2 triliun setiap hari badan gizi akan keluarkan untuk investasi SDM masa depan,” kata Dadan.
Dadan mengatakan, dari total belanja harian senilai Rp 1,2 triliun itu, 75% nya akan penuh digunakan untuk program makan bergizi gratis. Angka senilai Rp 8000 miliar per hari itu merupakan belanja produk-produk pertanian dan peternakan di daerah-daerah sebagai bahan baku dari program makan bergizi gratis yang terdiri dari daging, telur, sayur, serta susu.
“Di spending untuk intervensi untuk beli produk-produk pertanian, bahan baku, karena kami masak tiap hari deliver ke ibu hamil, menyusui, untuk dimakan tiap hari. Jadi kami akan spending dalam jumlah uang besar,” tegasnya.
Dadan menyatakan, belanja itu tentu akan membuat peredaran uang di Indonesia khususnya di daerah semakin banyak dan membuat likuiditas perekonomian akan semakin meningkat. Ujungnya, akan berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Maka ini uang yang akan beredar di masyarakat. Kelemahan ekonomi Indonesia selama ini kekurangan likuiditas pedesaan dan dengan program Prabowo-Gibran ini likuiditas kita atasi,” ungkap Dadan.