Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana Negara, Selasa (20/8/2024). Dalam pertemuan itu Rosan diminta untuk mengejar target target pemerintah termasuk realisasi investasi.
“Hari ini mendapatkan arahan dari bapak presiden untuk terus melanjutkan investasi ini memenuhi target yang sudah dicanangkan,” kata kepada wartawan.
Ia menjelaskan target-target yang dimaksud seperti pencapaian realisasi investasi Rp 1.650 triliun. Diketahui Per semester I-2024, realisasi investasi telah mencapai Rp 829,9 triliun atau 50,3% dari total target 2024. Capaian itu pun meningkat 22,3% dari periode yang sama tahun lalu.
“Target tahun ini Rp 1.650 triliun, sudah tercapai kurang lebih 50,3%, kemudian juga melanjutkan hilirisasi baik di mineral seperti nikel, bauksit, dan lainnya. Termasuk hilirisasi pertanian dan perkebunan,” kata Rosan.
Kedua, Jokowi juga memintanya untuk mendorong produk turunan supaya bisa menciptakan nilai tambah dan penciptaan lapangan kerja.
Ketiga, Mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo – Gibran ini juga mengatakan Presiden minta dirinya untuk mendorong investasi di sektor semikonduktor. Menurutnya pada sektor ini Indonesia mendapat kemudahan atau insentif dari Amerika Serikat. Sehingga ia ditugaskan untuk melakukan follow up lebih lanjut.
“Bapak presiden ingat waktu itu kita oleh Amerika Serikat setahun lalu kita atau 2 tahun lalu baru selesai diberikan 1 dari 7 negara mendapatkan insentif untuk semikonduktor dari AS, saya diminta mem-follow up lagi,” katanya.
Keempat, Rosan juga mendapatkan arahan untuk mendorong investasi asing di IKN. Utamanya kepada negara-negara yang sudah sering berinvestasi dan mengenal iklim investasi di Indonesia. Dalam pembahasan IKN Rosan juga menyinggung mengenai pembangunan financial center di IKN.
Kelima, ia juga mendapatkan penugasan untuk mempercepat pembangunan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Merauke seluas 2 juta hektare. Ia diminta untuk mendorong pembangunan 600 ribu kebun tebu supaya Indonesia tidak lagi bergantung pada gula impor.
“Supaya ke depan kita tidak impor gula lagi itu harapan ke bapak presiden. izin-izin juga supaya dipercepat lagi sehingga pembangunan lancar. Selain tebu juga produk lainnya sehingga ke depan kita lebih independen masalah pangan,” terangnya.
Saat ditanya apakah target itu harus diselesaikan dalam kurun waktu 2 bulan ini, Rosan menjawab dirinya akan melakukan percepatan meski tidak menetapkan target penyelesaiannya.
“Pokoknya dalam waktu dua bulan ini akselerasi itu harus dilakukan secepatnya. Jadi memang ada yang segera diselesaikan, ada juga yang memang menarik investor harus aktif mungkin jemput bola. Khususnya yang asing untuk investasi di Indonesia dan IKN,” kata Rosan