Putin Ancam Uji Nuklir Jika Joe Biden Lakukan Hal Ini

Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan mengenai pengembangan infrastruktur Timur Jauh Rusia di sela-sela Forum Ekonomi Timur di Vladivostok, Rusia, Rabu, 4 September 2024. (Vyacheslav Prokofyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan mengenai pengembangan infrastruktur Timur Jauh Rusia di sela-sela Forum Ekonomi Timur di Vladivostok, Rusia, Rabu, 4 September 2024. (AP/Vyacheslav Prokofyev)

Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan melakukan serangan ekstrem termasuk diantaranya melakukan uji coba nuklit jika pihak Barat yakni diantaranya Amerika Serikat (AS) mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauhnya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden AS Joe Biden mengadakan pembicaraan di Washington pada hari Jumat, khususnya mengenai penggunaan rudal jarak jauh ATACMS AS atau rudal Storm Shadow milik Inggris untuk menyerang target-target di Rusia.

Mengutip Reutes, atas hal itu, Putin secara tegas mengatakan, bahwa Barat akan secara langsung memerangi Rusia jika mereka melanjutkan langkah tersebut.

Ia menjanjikan sebuah respon yang “tepat” namun tidak mengatakan apa yang akan dilakukan. Pada bulan Juni, bagaimanapun, ia berbicara tentang opsi mempersenjatai musuh-musuh Barat dengan senjata Rusia untuk menyerang target-target Barat di luar negeri, dan mengerahkan rudal konvensional dalam jarak yang dapat dijangkau oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa.

Ulrich Kuehn, seorang ahli senjata di Institute for Peace Research and Security Policy di Hamburg, mengatakan bahwa ia tidak menutup kemungkinan Putin memilih untuk mengirim semacam pesan nuklir – misalnya menguji coba senjata nuklir sebagai upaya untuk menakut-nakuti Barat.

“Ini akan menjadi eskalasi konflik yang dramatis,” katanya dalam sebuah wawancara. “Karena intinya adalah, anak panah apa yang akan ditembakkan oleh Putin jika Barat masih terus berlanjut, selain penggunaan nuklir yang sebenarnya?”

Rusia belum pernah melakukan uji coba senjata nuklir sejak tahun 1990, tahun sebelum jatuhnya Uni Soviet, dan ledakan nuklir akan menandakan dimulainya era yang lebih berbahaya, kata Kuehn, sambil memperingatkan bahwa Putin mungkin merasa bahwa ia dianggap lemah dalam menanggapi peningkatan dukungan NATO untuk Ukraina.

“Uji coba nuklir akan menjadi sesuatu yang baru. Saya tidak akan mengesampingkan hal itu, dan hal itu akan sejalan dengan Rusia yang telah melanggar sejumlah kesepakatan keamanan internasional yang telah ditandatangani selama beberapa dekade dalam beberapa tahun terakhir,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*