Perang Arab Makin Ngeri! Usai Hizbullah-Hamas, Houthi Kode Bom Israel

Kelompok militan Houthi dilaporkan telah menyerang kapal  tanker minyak berbendera Yunani hingga terbakar di Laut Merah. (REUTERS)
Foto: Kelompok militan Houthi dilaporkan telah menyerang kapal tanker minyak berbendera Yunani hingga terbakar di Laut Merah. (REUTERS)

Perang Arab makin ngeri. Setelah serangan besar dilakukan Hizbullah dari Lebanon dengan menembak 320 lebih roket dan drone lalu ke Israel utara, disusul Hamas di Gaza Palestina dengan menembak roket M90 ke Tel Aviv, kini milisi Houthi di Yaman juga berjanji membombardir Israel.

Pernyataan diberikan Minggu waktu setempat, sebagaimana dikutip dari AFP, Senin (26/8/2024). Houthi memuji serangan Hizbullah sekalian mengancam akan melancarkan serangan mereka sendiri sebagai balas dendam ke Israel sebelumnya di pelabuhan Hodeida Yaman, 20 Juli.

“Kami mengucapkan selamat kepada Hizbullah dan Sekretaris Jenderal-nya atas serangan hebat dan berani yang dilakukan oleh perlawanan pagi ini terhadap musuh Israel,” kata Houthi dalam sebuah pernyataan.

“Respons (Hizbullah) yang kuat dan efektif … menegaskan bahwa perlawanan itu mampu, kuat, dan jujur dalam janji dan ancamannya,” tegasnya.

“Kami tegaskan sekali lagi bahwa tanggapan Yaman (Houthi) pasti akan datang,” kata pernyataan itu menyebut serangan baru Houthi.

Serangan terhadap Hodeida terjadi sehari setelah kelompok Houthi melancarkan serangan mematikan pertama mereka terhadap Israel dengan drone di Tel Aviv yang menewaskan seorang warga sipil Israel. Kelompok Houthi memerangi Israel sebagai protes perang Gaza.

Sejak November, Houthi juga telah melancarkan serangkaian serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap pengiriman yang terkait dengan Israel di Teluk Aden dan Laut Merah. Baik Houthi dan Hizbullah adalah bagian dari apa yang disebut “poros perlawanan” Iran, yang mencakup kelompok militan di Irak, Suriah, dan Lebanon.

Sebelumnya, Hizbullah melancarkan serangan besar-besaran ke Israel, Minggu dini hari waktu setempat. Ini sebagai tanggapan atas pembunuhan salah satu komandannya Fuad Shukr di Beirut akhir Juli lalu.

Kelompok ini memenuhi janji balas dendamnya dengan menargetkan 11 pangkalan dan barak militer Israel. Dataran Tinggi Golan, yang dianeksasi Israel dari Suriah juga jadi sasaran tembak.

“Jumlah roket Katyusha yang diluncurkan hingga saat ini lebih dari 320… ke arah posisi musuh,” kata pernyataan Hizbullah dikutip dari AFP.

“Fase pertama telah berakhir dengan kesuksesan total”, tambah kelompok bersenjata itu lagi.

Hamas juga mengatakan telah menembakkan roket ke Tel Aviv pada hari Minggu waktu setempat. Roket M90 dilaporkan ditembakkan dari jalur Gaza.

Sirine bahaya bahkan berbunyi di wilayah Israel Rishon LeTsiyon, sebuah kota yang terletak di selatan pusat komersial tersebut. Sayap kanan Hamas Brigade Al Qassam juga mengklaim serangan.

Harga Minyak

Sementara itu, serangan balasan Israel ditakutkan mempengaruhi pasokan minyak global. Mengutip CNBC International, kekhawatiran khususnya merujuk pembalasan serangan ke pasokan minyak Iran, negara yang diklaim barat membiayai persenjataan Hamas-Hizbullah-Houthi.

Dalam catatannya ahli strategi komoditas pertambangan dan energi di Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar mengatakan hal itu bisa membahayakan 3 hingga 4% pasokan minyak global. Dhar pun memperkirakan bahwa Brent akan diperdagangkan dalam kisaran US$75 hingga US$85 per barel pada bulan September.

Prospek gencatan senjata di Gaza yang semakin berkurang juga menjadi sebab. Belum lagi hingga kini Iran belum memberikan pembalasan ke Israel atas pembunuhan petinggi Hamas di negaranya akhir Juli.

“Ketegangan di Timur Tengah dan risiko konflik yang lebih luas akan membuat harga minyak tetap tinggi,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*