Jelang Tutup Tahun Rupiah Menguat, Dolar Turun ke Rp16.130

Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di tempat penukaran uang PT Ayu Masagung, Jakarta, Senin (18/11/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Nilai tukar rupiah ditutupĀ menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan ini Senin (30/12/2024) di tengah berbagai tekanan sentimen negatif di pasar domestik.

Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan rupiah menguat hingga 0,62% ke level Rp16,130/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi hingga sentuh level Rp16.115/US$ dan terjauh di posisi Rp16,170/US$.

Seiring dengan menguatnya rupiah hari ini (3012/2024), Indeks Dolar AS (DXY) ikut menguat tipis hingga 0,02% tepat pukul 15.00 di posisi 108,07.

Rupiah berhasil mencatatkan penguatan, meski di tengah tekanan sentimen negatif yang melanda pasar keuangan domestik. Data menunjukkan bahwa investor asing masih melakukan aksi jual bersih (net sell) dengan total mencapai Rp4,31 triliun pada transaksi 23-24 Desember 2024.

Aksi jual ini terdiri dari Rp0,63 triliun di pasar saham, Rp0,86 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp2,82 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Penguatan rupiah mencerminkan daya tahannya meski sentimen global dan domestik belum mendukung. Salah satu faktor eksternal utama adalah pernyataan hawkish cut dari Federal Reserve (The Fed) yang menunjukkan sikap kehati-hatian terhadap penurunan suku bunga.

Selain itu, hasil Pemilu Amerika Serikat yang mengukuhkan Donald Trump sebagai Presiden Terpilih juga menambah volatilitas pasar, ditambah ketidakpastian geopolitik yang masih membayangi pergerakan mata uang global.

Di sisi lain, pelaku pasar juga mencermati potensi dampak positif dari rilis data ekonomi China pada Selasa (31/12/2024). Indikator PMI Manufacturing dan Non-Manufacturing dari National Bureau of Statistics of China (NBS) diperkirakan akan menunjukkan peningkatan.

Hal ini memberikan harapan bagi Indonesia mengingat China adalah mitra dagang utama dalam sektor ekspor-impor. Secara domestik, pasar menantikan dua data penting pada Kamis (2/1/2025), yaitu PMI Manufaktur dan Indeks Harga Konsumen (IHK) Desember 2024.

Terakhir, PMI Manufaktur Indonesia untuk November 2024 naik menjadi 49,6 dari 49,2 di bulan sebelumnya, menunjukkan kontraksi yang semakin melunak. Hal ini menunjukkan perbaikan sektor manufaktur meski tantangan global masih membayangi.

Dengan latar belakang ini, penguatan rupiah pada perdagangan hari ini menandakan optimisme pasar terhadap stabilitas ekonomi Indonesia di tengah tekanan eksternal. Investor masih terus mencermati perkembangan data ekonomi dalam negeri dan internasional sebagai indikator pergerakan pasar selanjutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*