Di Tahun Terakhir Jokowi Menjabat, 15.114 Pekerja Tekstil Kena PHK

Ratusan buruh tekstil melakukan longmarch dari IRTI menuju Patung Kuda Jakarta, Kamis (27/6/2024). Massa yang tergabung dalam aliansi IKM & Pekerja Tekstil Indonesia menuntut tanggung jawab atas badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang marak belakangan ini. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ratusan buruh tekstil melakukan longmarch dari IRTI menuju Patung Kuda Jakarta, Kamis (27/6/2024). Massa yang tergabung dalam aliansi IKM & Pekerja Tekstil Indonesia menuntut tanggung jawab atas badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang marak belakangan ini. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pemutusan hubungan kerja (PHK) masih menghantui pekerja di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di dalam negeri. Terbaru, 340-an orang buruh pabrik di Semarang harus kehilangan pekerjaannya karena di-PHK pada Agustus 2024 lalu.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengatakan, gelombang PHK memang masih terjadi. Dan, perusahaan-perusahaan juga masih melakukan pemangkasan jam kerja. Hal ini tentu akan berdampak pada penghasilan si pekerja itu sendiri.

Ristadi memaparkan data PHK yang terjadi di pabrik-pabrik tempat pekerja anggota KSPN bekerja. Total, sejak awal tahun 2024 ini, sudah ada lebih 15 ribu orang yang terkena PHK.

“Ada yang PHK pabrik tutup, ada yang PHK pabrik efisiensi,” kata Ristadi kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/9/2024).

“Data KSPN masih terus berjalan. Sampai sekarang juga banyak perusahaan TPT yang cuma memberlakukan kerja 3 hari seminggu. Saya juga lagi turun ke daerah-daerah untuk kroscek dan begitu keadaannya,” tambahnya.

Ristadi mengaku telah melakukan pembicaraan informal kepada pemerintah terkait gelombang PHK yang terus terjadi. Hal itu, lanjutnya, akan terus dilakukan secara berkesinambungan dari sekarang sampai pemerintahan baru yang akan berganti mulai 20 Oktober 2024 nanti.

“PHK masih akan terus terjadi. Terutama untuk perusahaan-perusahaan yang berorientasi lokal. Kalau yang orientasi ekspor ada yang tutup, tapi ada juga yang tumbuh investasi baru walau tidak sebanding dengan yang tutup,” ujarnya.

“Tidak hanya sampai akhir tahun, (gelombang PHK) sepanjang tahun sampai habis perusahaan tekstil yang orientasi lokal,” kata Ristadi.

Penyebabnya, jelas Ristadi, akibat gempuran barang impor baik legal maupun ilegal yang telah menggurita dan mengakar kuat. Bahkan, dia meragukan, Satgas Barang Impor Ilegal yang baru dibentuk bulan lalu tidak akan bisa memberantas habis masuknya barang impor ilegal.

Penyebab lain, perusahaan yang melakukan PHK tak lagi mendapat order. Akibatnya, hasil produksi pabrik tak bisa terjual.

Berikut data PHK pekerja anggota KSPN sejak awal tahun 2024 hingga awal September 2024:

1. PHK pabrik tutup

– 6 pabrik di Jawa Tengah

total PHK: 13.300-an orang pekerja

– 1 pabrik di Jawa Barat

total PHK: 700-an orang pekerja

2. PHK efisiensi pabrik

– 6 pabrik di Jawa Tengah

total PHK: 1.400-an orang pekerja

– 2 pabrik di Jawa Barat

total PHK: 714-an orang pekerja.

Dengan demikian, total jumlah pekerja pabrik TPT nasional yang menjadi korban PHK sudah mencapai 15.114 orang.

Dan pabrik TPT yang tutup sejak awal tahun 2-24 kini bertambah 1 jadi 7.

Data ini hanya mencakup karyawan di pabrik yang Serikat Pekerja-nya adalah anggota KSPN.

“PHK dilakukan bertahap. 314 orang kemarin PHK di bulan Agustus, dan sekarang pabriknya sudah tutup. PT Sinar Panca Jaya di Semarang. Dulu dia punya pekerja 3.000-an orang,” kata Ristadi.

“Dia ekspor dan lokal. Tapi nggak ada order, bikin (produksi) nggak kejual,” ungkapnya.

Dia menuturkan, PHK menyisakan dampak menyedihkan bagi pekerja. Kehilangan sumber penghasilan berdampak berantai. Mulai dari masalah biaya hidup sehari-hari, sampai biaya sekolah dan tagihan cicilan yang belum beres.

“Yang bikin depresi korban PHK itu karena biaya sekolah sama tagihan-tagihan, cicilan motor. Prihatin banget,” kata Ristadi.

Dia pun berharap pemerintah bergerak cepat untuk mengatasi gelombang PHK yang masih terus terjadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*