Berkah Internet di Perbatasan: Buka Peluang, Ikuti Arus Jaman

Ilustrasi UMKM. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Laju ekonomi semakin menggantungkan hidupnya pada internet dan digitalisasi. Belanja online dan layanan keuangan dengan menggunakan internet kini menjadi bagian hidup sehari-hari.

Bagi sebagian orang, penggunaan internet untuk berbisnis adalah pilihan tetapi sebagian lain menjadi kewajiban agar tidak tergerus jaman.

Bagaimana internet mengubah hidup dan ekonomi masyarakat terekam jelas dalam nadi kehidupan warga di kota Kupang hingga wilayah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T) Nusa Tenggara Timur (NTT).

Yessi Radja menjadi bagian dari perubahan tersebut. Yesri adalah generasi kedua dari penjual kain tenun ikat Bapak Radja di Sebelah Kali Namodale, Rote.
Sang ibulah yang mengawali bisnis di lokasi tersebut bersama puluhan warga Pulau Ndao. Seperti halnya warga Ndao, Yesri sudah berkenalan dengan dunia tenun sejak kecil.

Bagi perempuan Ndao menenun adalah simbol kesempurnaan bahkan menjadi syarat menikah. Kemampuan menenun diwariskan turun-temurun dari ibu ke anak perempuan.

Anak perempuan sudah belajar seni tenun sejak berusia lima tahun dengan aktivitas kecil mulai mengganti benang hingga kemudian menenun sendiri.

Dulu tenun dibuat dari serat lontar kemudian diganti dengan kapas. Kebutuhan zaman mengubah bahan kain tenun begitu pula dengan cara penjualannya.

Dulu penjualan kain tenun masih sangat konvensional dengan memasarkannya di pasar, toko, ataupun tempat khusus seperti hotel.

Keberadaan teknologi kemudian membuat pemasaran kain tenun melampui wilayah, negara, bahkan benua.
Bila dulu sang ibu berjualan dengan cara konvensional, Yesri kini memasarkan kain tenun dengan menggunakan media sosial (medsos) mulai dari Facebook, Instagram, dan Tik Tok. Selimut asli Rote menjadi produk paling dicari di tokonya.

“Sudah mulai jualan online sejak 2015. Satu hari paling sedikit biasa ada pesan 20 lebih. Jualan online bisa jual 15 lembar,” ujar Yesri kepada CNBC Indonesia, awal September 2024.

Yesri bercerita kemampuan berjualan online dia dapatkan secara otodidak saat kuliah. Kemampuan inilah yang menyelamatkan bisnis keluarganya saat badai pandemi datang pada 2020. Dengan berjualan online, dia masih menerima pesanan dari luar kota tanpa ada keterbatasan mobilitas.

“Ibu sudah tua jadi tidak bisa jualan online. Kalau saya memang lebih suka jualan online. Suka live-live,” tuturnya.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan Yuli yang juga berjualan di Seblak Kali . Dia belum mampu berjualan online karena keterbatasan usia.
“Kadang jual 2-3 lembar, kadang gak ada. Saya susah pakai handphone,” ujar Yuli

Berjualan melalui Facebook (FB) juga menjadi pilihan Adhy Kapasiang untuk menjual sepeda motor. Pegawai di dealer CV Sekawan Motor, Kupang, ini bisa menjual 4-5 sepeda motor melalui Facebook.

Kepada CNBC dengan bangga Adhy memperlihatkan 5.000 teman di Facebook dan ramainya pesan berisi pertanyaan mengenai sepeda motor. Setiap postingan sepeda motor baru di Facebooknya langsung ramai komentar.

“Banyak orang tanya sepeda motor lewat message atau pesan. Mereka biasa tanya-tanya model atau varian terbaru. Ramai banyak tanya,” tutur Adhy.

Gairah masyarakat yang hidup di wilayah 3T di NTT dan Kota Kupang dalam belanja online terlihat melalui Compas.co.id di mana dalam situs tersebut e-commerce yang paling sering dimanfaatkan masyarakat untuk berbelanja yakni Shopee, Tokopedia dan Blibli. Ada lonjakan pembelian barang untuk beberapa wilayah, termasuk Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Head of Communications E-commerce Tokopedia and ShopTokopedia Aditia Grasio Nelwan, mengatakan sejumlah produk mengalami peningkatan jumlah transaksi pada semester I-2024. Di antaranya, antara lain outerwear muslim wanita, merchandise (contoh: photobook, photocard, poster), dan machinery seperti mesin bending, mesin bandsaw).

“Rata-rata peningkatan jumlah transaksi lebih dari 3,5 kali lipat pada semester I 2024 dibandingkan semester II 2023,” tuturnya kepada CNBC Indonesia.

Di Rote Ndao, sejumlah produk yang mengalami peningkatan jumlah transaksi, antara lain elektronik kantor, kebutuhan bayi dan helm motor, dengan rata-rata peningkatan jumlah transaksi tujuh kali lipat pada semeter I 2024 dibandingkan semester II 2023.

Berjualan Ikan pun Pakai Medsos
Penjualan barang melalui medsos tak terbatas pada barang tahan lama tetapi juga produk segar. Mince Thine adalah satu dari banyak pedagang ikan di Pelabuhan Rote yang menggunakan kecanggihan medsos untuk berjualan.

Mince memilih menangkap peluang berjualan di Facebook karena persaingan di pasar terlalu ramai sementara ada kebutuhan ikan yang belum terpenuhi di banyak wilayah.
“Biasa dapat ikan (pasokan) satu ember. Kalau jualan di Facebook, peminatnya lebih banyak. Bisa dapat Rp 500.000 satu hari, kalau di pasar Rp 300.000,” ujar Mince, kepada CNBC Indonesia.

Mince biasanya membuat status di Facebook berisi pasokan ikan hari tersebut beserta harga. Pembeli akan mengirim pesan langsung beserta penjualannya.

https://blog-terupdate.org/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*