Beda Nasib Saham RI Hingga Bangladesh Saat Diguncang Demo Politik

Pengunjuk rasa anti-pemerintah bentrok dengan polisi di luar Kongres, saat anggota parlemen memperdebatkan rancangan undang-undang reformasi yang dipromosikan oleh Presiden Argentina Javier Milei di Buenos Aires, Argentina, Rabu, 12 Juni 2024. (AP Photo/Gustavo Garello)
Foto: Pengunjuk rasa anti-pemerintah bentrok dengan polisi di luar Kongres, saat anggota parlemen memperdebatkan rancangan undang-undang reformasi yang dipromosikan oleh Presiden Argentina Javier Milei di Buenos Aires, Argentina, Rabu, 12 Juni 2024. (AP/Gustavo Garello)

Demo yang cukup anarkis pada hari kemarin, mendorong pergerakan negatif pasar keuangan RI, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang jatuh 0,87% di level 7.488,67 pada Kamis (22/8/2024). Kejatuhan bursa saham Indonesia juga dialami negara lain saat terjadi gejolak politik.

Aksi demo pada Kamis (22/8/2024), dipicu oleh penolakan keputusan hasil rapat Badan Legislasi (Baleg) DPR tentang Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada.

Demo yang didominasi oleh mahasiswa ini juga didukung oleh sejumlah masyarakat, buruh hingga kalangan artis yang ikut terjun ke lapangan.

Aksi unjuk rasa tersebut merupakan “Peringatan Darurat” dan #KawalPutusanMK untuk merespons DPR RI yang menolak putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat calon kepala daerah Pilkada 2024, Rabu (21/8/2024).

Demo pun bukan hanya terjadi di Jakarta, melainkan juga di beberapa kota besar di Indonesia, yakni Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Bali, Purwokerto, Makassar, Mataram, Malang, Pontianak, Palembang, Medan, Pekanbaru, Jember, dan Samarinda.

Aksi demo besar-besaran belum lama ini juga terjadi di beberapa negara. Jika diperhatikan dengan seksama, pergerakan indeks di bursa saham negara-negara yang dilanda demo besar juga senasib dengan IHSG, jatuh merana.

Bangladesh

Pada Minggu (4/8/2024), ribuan pengunjuk rasa berkumpul di persimpangan Shahbag pada pagi hari, menghalanginya sebagai bentuk pembangkangan sipil untuk menuntut pengunduran diri pemerintah.

Protes telah dimulai di Bangladesh sejak bulan Juni, yang disebabkan atas sistem kuota pekerjaan pemerintah yang kontroversial dan berubah menjadi kerusuhan nasional setelah tindakan keras oleh pihak berwenang. Ratusan orang pun tewas dalam aksi unjuk rasa tersebut.

Setelah aksi unjuk rasa pada hari libur, pergerakan bursa saham Bangladesh yakni Bangladesh DSE General Index justru tercatat naik pada Selasa (6/8/2024) dengan tercatat melejit 1,73% di level 5.426,4.

tradingeconomicsFoto: tradingeconomics

Argentina

Pada 12 Juni 2024, para pekerja mengancam akan menghentikan ekspor gandum di Argentina untuk menentang reformasi Presiden Javier Milei. Kota Buenos Aires diguncang bentrokan terkait reformasi Milei

Protes yang disertai kekerasan telah meletus di jalanan Buenos Aires, saat Senat Argentina memperdebatkan pengesahan RUU penting yang akan memajukan perombakan ekonomi Presiden Javier Milei.

Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di bawah bayang-bayang gedung Kongres yang berkubah di negara itu pada Rabu, dalam sebuah demonstrasi menentang usulan langkah-langkah penghematan yang terkandung dalam RUU yang berdampak luas tersebut.

Aksi unjuk rasa tersebut berlangsung anarkis dan menimbulkan korban.

Saat aksi unjuk rasa yang cukup anarkis di Argentina pada Rabu (12/6/2024), pergerakan bursa saham Argentina, Merval justru tercatat positif dengan melesat 1,5% di level 1.568.069.

tradingeconomicsFoto: tradingeconomics

Chile

Aksi unjuk rasa juga terjadi di Chile. Demonstran berunjuk rasa di Antofagasta pada tanggal 4 April 2024. Aksi tersebut dipciu oleh kasus-kasus pelecehan di tempat kerja. Aksi tersebut bertujuan untuk mengecam penutupan pabrik baja dan menuntut perlindungan yang lebih baik dalam industri tersebut.

Aksi unjuk rasa di Chile pun mendorong pergerakan bursa sahamnya, Santiago Stock Exchange IGPA terperosok 0,39% di level 33.344.

tradingeconomicsFoto: tradingeconomics

Inggris

Pada 7 Agustus 2024, ribuan pengunjuk rasa antirasisme berkumpul di seluruh Inggris dan membentuk perisai manusia untuk melindungi pusat suaka setelah polisi memperingatkan adanya kerusuhan dari lebih dari 100 unjuk rasa yang dipimpin sayap kanan.

Sambil memegang plakat bertuliskan “pengungsi diterima” dan “tolak rasisme, coba terapi”, orang-orang turun ke jalan di kota-kota sembilan hari setelah negara itu diguncang oleh penusukan fatal terhadap tiga gadis di Merseyside dan kerusuhan yang terjadi setelahnya.

Sekitar 6.000 petugas dikerahkan untuk menangani demonstrasi yang diperkirakan akan terjadi dan sekitar 30 protes balasan setelah firma hukum imigrasi dan pusat pengungsian terdaftar sebagai target potensial dalam grup obrolan sayap kanan di aplikasi pesan terenkripsi Telegram.

Namun sebaliknya, ribuan demonstran balasan turun ke jalan-jalan di Liverpool, Birmingham, Bristol, Brighton, dan London untuk melindungi komunitas mereka.

Aksi unjuk rasa tersebut tidak mempengaruhi pergerakan bursa saham di Inggris, dimana FTSE 100 justru melaju kencang dengan kenaikan 1,75% di level 8.166,88 pada 7 Agustus 2024.

Pakistan

Pada Jumat (10/5/2024), ribuan warga Pakistan turun ke jalan untuk memprotes kenaikan harga tepung dan listrik. Empat orang tewas dan 100 lainnya terluka setelah bentrokan hebat dengan pihak berwenang di Kashmir yang dikelola Pakistan.

Namun, aksi tersebut tidak berpengaruh terhadap pergerakan bursa saham Pakistan, tercatat KSE 100 Pakistan menguat 0,59% di level 73.085,5 pada 10 Mei 2024.

Kosovo

Ribuan warga minoritas Serbia di Kosovo pada hari Senin (12/2/2024) memprotes larangan penggunaan mata uang Serbia di wilayah tempat tinggal mereka, sebuah isu yang memicu krisis terbaru dalam hubungan antara Serbia dan Kosovo.

Ketegangan meningkat setelah pemerintah Kosovo, bekas provinsi Serbia, melarang bank dan lembaga keuangan lainnya di wilayah yang dihuni warga Serbia menggunakan dinar dalam transaksi lokal, mulai tanggal 1 Februari 2024, dan memberlakukan euro.

Dinar banyak digunakan di wilayah yang didominasi warga etnis Serbia, terutama di wilayah utara Kosovo, untuk membayar pensiun dan gaji kepada staf di lembaga yang dikelola warga Serbia, termasuk sekolah dan rumah sakit.

Larangan tersebut telah membuat warga Serbia Kosovo dan Serbia marah, dan telah memicu kekhawatiran Barat tentang ketegangan di wilayah tersebut.

Berbeda dengan negara lainnya, Kosovo tidak memiliki bursa saham, dikarenakan sistem regulasinya sesuai dengan arahan Uni Eropa dan standar internasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*