Bali Akan Punya LRT, Pengusaha Hotel Bongkar Efek Dahsyatnya

Ground Breaking LRT Jakarta Fase I B, Stasiun Velodrome - Stasiun Manggarai oleh Menhub Budi Karya Sumadi dan PJ Gubernur Heru Budi Hartono. (Dok Kemenhub)
Foto: Dok Kemenhub

Proyek Light Rail Transit (LRT) Bali resmi dibangun di kedalaman 30 meter. Adapun groundbreaking dari proyek tersebut telah dilakukan pada hari Rabu (4/9/2024) kemarin di Sentral Parkir Kuta, Bali.

Lantas, bagaimana respons kalangan pelaku usaha pariwisata di Bali?

Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan, pihaknya menyambut baik proyek pembangunan infrastruktur transportasi tersebut. Menurutnya, LRT merupakan solusi terbaik untuk mengatasi kemacetan di ruas-ruas jalan Bali.

“LRT adalah the best solution ya, solusi yang terbaik karena itu satu-satunya yang bisa mengatasi kemacetan, khususnya ke Bandara dan Canggu. Jadi kalau jalan darat sudah tidak memungkinkan lagi, karena semua sudah penuh bangunan di kanan-kirinya. Jadi ini (proyek LRT) kami mendukung,” kata Rai kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/5/2024).

Rai menyampaikan, selama ini rencana proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan layang atau flyover kerap menuai pro dan kontra, lantaran tidak sesuai dengan budaya masyarakat Bali. Namun berbeda dengan proyek LRT ini, karena untuk infrastruktur ini nantinya akan beroperasi di bawah tanah atau underground sedalam 30 meter.

“Selama ini kalau kita ngomongin flyover atau misalnya tol dan segala macam itu sering terjadi pro dan kontra. Karena tidak sesuai dengan budaya Bali, sebab mereka melakukan upacara-upacara, misalnya jalan kaki ke pantai ritual dan segala macam,” ujarnya.

Kereta LRT Jabodebek. (Dok. KAI Divisi  LRT Jabodebek)
Foto: Kereta LRT Jabodebek. (Dok. KAI Divisi LRT Jabodebek)
Kereta LRT Jabodebek. (Dok. KAI Divisi LRT Jabodebek)

“Tapi kalau underground tidak ada esensi atau perlawanan dari masyarakat sendiri, karena mereka ngebornya kan 30 meter ke bawah, dan di bawah itu kan kosong ya, kalaupun ada sesuatu itu mereka yang tanggung jawab gitu. Jadi akan memberikan solusi yang bagus, walaupun ini dana besar, nggak main-main ini mencapai US$ 20 miliar,” sambung dia.

Sebelumnya, Direktur PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra (Ari Askhara) menjelaskan, pembangunan stasiun pada fase satu di Sentral Parkir Kuta dilakukan di atas lahan aset Pemprov Bali dan Pemkab Badung. Dengan begitu pembelian lahan milik swasta atau perseorangan untuk proyek tersebut dapat diminimalisasi.

PT SBDJ telah menetapkan PT Indotek sebagai kontraktor utama bersama China Railway Construction Corporation (CRCC). Perusahaan tersebut akan bekerja sama dengan kontraktor lokal PT Sinar Bali Bina Karya (Sinar Bali) dalam pengerjaan konstruksi.

Menurut Ari, Indotek mempunyai kemampuan teknis yang mumpuni untuk mengerjakan proyek sebesar LRT Bali. Sedangkan, CRCC juga dipilih karena memang mempunyai reputasi sebagai kontraktor transportasi kereta global yang memiliki pengalaman membangun 200 ribu kilometer (km) di lebih 100 negara.

Ari menjelaskan ada 10 bor raksasa yakni tunnel boring machine (TBM) yang akan didatangkan pada April 2025. Terhitung sejak September 2024 sampai waktu tersebut, akan dilakukan pembangunan konstruksi koridor-stasiun.

“Sambil menunggu tunnel, pengerjaan akan difokuskan untuk pembangunan konstruksi di tiap stasiun. Itu cukup lama. LRT saja pengeboran dari awal (habiskan waktu) lebih dari satu hingga dua tahun. Kami usahakan sebelum itu,” kata Ari.

Bali Urban Subway akan dibangun dalam empat fase. Yakni, fase satu yang meliputi Bandara I Gusti Ngurah Rai-Kuta Sentral Parkir-Seminyak-Berawa-Cemagi dengan panjang 16 kilometer. Kemudian, fase dua, Bandara I Gusti Ngurah Rai-Jimbaran-Unud-Nusa Dua sepanjang 13,5 km.

Fase tiga meliputi Sentral Parkir Kuta-Sesetan-Renon-Sanur. Selanjutnya, fase empat meliputi Renon- Sukawati-Ubud. Namun, fase ketiga dan keempat masih tahap feasibility study (FS) atau uji kelayakan.

Nilai investasi untuk kedua fase pertama mencapai US$ 10,8 miliar dan untuk keseluruhan empat fase adalah US$ 20 miliar. Pembangunan fase Bandara Ngurah Rai ke Kuta Sentral Parkir ditambah keseluruhan fase 2 ditargetkan dapat selesai pada akhir kuartal kedua pada 2028. Keseluruhan fase 1 dan fase 2 diharapkan dapat beroperasi penuh pada akhir 2031.

“Untuk fase pertama kami proyeksi bisa beroperasi di awal 2028. Untuk fase dua di akhir 2028. Kenapa? (Kondisi tanah) Kuta, Seminyak, Canggu, Cemagi itu berbatu sehingga mengakibatkan pekerjaan agak sedikit lambat dengan proses pengeboran 3 meter per hari. Kalau Nusa Dua itu tanah kapur, bisa habiskan proses 30 meter per hari sehingga lebih cepat,” beber Ari.

https://slots-kas138.store/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*