Asia Jungkir Balik : Yen Paling Perkasa, Rupiah – Dong Vietnam Ambruk

Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Dolar Asia, Melawai, Blok M, Jakarta, Selasa, (3/10). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sepanjang pekan ini, mata uang Asia terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak variatif. Sebagian ada yang menguat signifikan seperti yen Jepang dan rupee India, tetapi ada yang masih melemah, termasuk rupiah Indonesia.

Merujuk data Refinitiv, pada perdagangan terakhir pekan ini, Kamis (17/4/2025) mata uang Garuda bergerak stagnan dalam sehari ditutup ke posisi Rp16.820/US$. Sementara dalam sepekan rupiah tercatat kontraksi 0,18%.

Jika dibandingkan dengan mata uang lain di kawasan Asia, rupiah menempati posisi ketiga terlemah setelah Won Korea dan Dong Vietnam.

Sementara itu di posisi paling kuat dalam sepekan ada Yen Jepang sebesar 0,93%, diikuti Rupee India 0,88%, dan Dolar Singapura 0,60%. Berikut rincian perbandingannya :

Penguatan sebagian mata uang Asia seiring dengan melandai nya indeks dolar Amerika Serikat (DXY) yang kini sudah di bawah level 100.

Sudah sekitar lima pekan beruntun the greenback terus dalam zona merah dan menandai level terpuruk sejak Maret 2022 atau sekitar tiga tahun lalu.

Melihat psikologis pasar di Asia, penguatan mata uang yen yang signifikan menjadi salah satu pilihan safe haven investor. Yen kini berada di posisi terkuat sejak September 2024 atau sekitar tujuh bulan terakhir.

Sementara itu untuk rupiah masih cenderung melemah karena arus dana keluar yang masih belum reda, apalagi pekan ini masih banyak diliputi musim pembagian dividen yang menyebabkan adanya aksi repatriasi.

Berdasarkan data transaksi 14 – 16 April 2025, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp11,96 triliun.

Aksi jual itu terdiri dari net sell Rp13,01 triliun di pasar saham, Rp2,24 triliun di SRBI, sementara beli neto hanya terjadi di SBN sebesar Rp3,28 triliun.

https://agenciadenoticiascr.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*