Ahli Ungkap 5 Penyesalan Terbesar Manusia Jelang Kematian

Suasana pemakaman di TPU Karet Bivak, Jakarta, Selasa (9/1/2018). Keterbatsan kurang lahan pemakaman, Dinas Kehutanan DKI Jakarta mengalokasikan anggaran Rp400 miliar untuk pengadaan lahan makam di tahun 2018.

Rasa penyesalan dalam menjalani hidup akan bermunculan jelang kematian. Bahkan, sejumlah pakar telah meneliti 5 penyesalan yang paling besar dan sering terjadi saat manusia akan menghadapi kematian.

Ahli onkologi dari Universitas Colombia Siddhartha Mukherjee mengatakan bahwa pada akhir hidupnya, seseorang cenderung memikirkan hal-hal yang mereka harap dapat mereka ubah supaya lebih baik.

“Banyak orang berharap dapat mengungkapkan lebih banyak cinta dan menggunakan kata-kata terakhir mereka untuk mengucapkan terima kasih kepada orang yang paling penting dalam hidupnya,” kata Siddhartha Mukherjee dikutip dari CNBC Make It, dikutip Minggu (9/11/2024).

Sementara itu, Bronnie Ware penulis buku The Top Five Regrets of the Dying, mengatakan banyak orang yang menyesal karena tidak melakukan cukup banyak hal untuk diri mereka sendiri.

Bronnie adalah mantan perawat pasien terminal yang selama 8 tahun memberikan bantuan bagi orang-orang yang berjuang melawan penyakit serius, banyak di antaranya berakhir dengan kematian.

Bronnie mengatakan karena pekerjaannya itu, dirinya kerap mendengarkan rasa bersalah dan penyesalan dari orang-orang yang berada di ranjang menjelang kematian. Dia mengumpulkan cerita-cerita itu dan menuangkannya dalam bukunya.

Dalam buku tersebut, Bronnie menyebut ada 5 kalimat penyesalan yang paling diutarakan oleh para pasiennya. Lima kalimat itu di antaranya.

1. Saya berharap saya memiliki keberanian untuk menjalani kehidupan yang jujur pada diri saya sendiri, bukan kehidupan yang diharapkan orang lain dari saya.

2. Saya berharap saya tidak bekerja terlalu keras.

3. Saya berharap saya memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaan saya.

4. Saya berharap saya tetap berhubungan dengan teman-teman saya.

5. Saya berharap saya membiarkan diri saya menjadi lebih bahagia.

Bronnie mengatakan penyesalan nomor 1 adalah yang paling sering dia dengar.

“Ketika orang menyadari bahwa hidup mereka hampir berakhir dan melihat ke belakang dengan jelas, mudah untuk melihat berapa banyak impian yang tidak terpenuhi,” tulis Bronnie.

“Kebanyakan orang tidak mencapai bahkan setengah dari impian mereka dan harus mati karena mengetahui bahwa itu disebabkan oleh pilihan yang telah mereka buat, atau tidak buat.”

Bronnie menulis mungkin banyak orang yang memilih jurusan kuliah, jalur karier, atau pekerjaan yang diinginkan oleh orang tua. Banyak pula orang yang mungkin mengorbankan Impian berkeliling dunia, demi tetap dekat dengan orang yang dicintai.

“Selamatkan diri Anda dari penyesalan seumur hidup dengan mengutamakan kepentingan dan kebahagiaan Anda saat mengambil keputusan,” kata Bronnie menyarankan.

Mengenai penyesalan karena terlalu keras bekerja, penelitian yang dilakukan Haris Poll terhadap 1.170 pekerja di Amerika Serikat menyebutkan bahwa 78% dari mereka mengorbankan waktu liburannya untuk tetap bekerja.

Memprioritaskan pekerjaan di atas segalanya membuat upaya menjaga kesehatan mental dan hubungan menjadi lebih sulit. Pendiri Microsoft, Bill Gates pernah menceritakan pengalamannya soal bekerja terlalu keras dalam pidato wisuda di Northern Arizona University.

“Saat aku seusiamu, aku tidak percaya pada liburan. Saya tidak percaya pada akhir pekan. Saya tidak percaya orang-orang yang bekerja dengan saya juga harus melakukannya,” kata Gates. Namun, dia mengaku tidak menyadari ada lebih banyak hal dalam hidup ini selain bekerja. Gates baru menyadari hal itu ketika dirinya menjadi seorang ayah.

“Jangan menunggu selama saya menunggu untuk mempelajari pelajaran ini,” katanya. “Luangkan waktu untuk membina hubungan Anda. Untuk merayakan kesuksesan Anda. Dan untuk pulih dari kerugian Anda. Beristirahatlah saat Anda membutuhkannya. Bersantailah pada orang-orang di sekitar Anda saat mereka membutuhkannya juga.”

Mencurahkan waktu dan perhatian kepada teman dan keluarga, mengutamakan kepentingan diri sendiri dan tetap setia pada diri sendiri semuanya berperan dalam kebahagiaan dan kepuasan hidup secara keseluruhan, menurut Bronnie.

“Kebanyakan orang tidak menyadari hal itu sampai semuanya terlambat,” tulisnya dalam postingan blognya.

“Banyak yang tidak menyadari sampai akhir bahwa kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Mereka tetap terjebak dalam pola dan kebiasaan lama. Apa yang disebut ‘kenyamanan’ dari keakraban meluap ke dalam emosi mereka… Ketika jauh di lubuk hati, mereka ingin tertawa dengan benar dan merasakan kekonyolan dalam hidup mereka lagi,” tulisnya.

“Hidup adalah sebuah pilihan,” tambah Bronnie. “Ini adalah hidup ANDA. Pilihlah dengan sadar, pilihlah dengan bijak, pilihlah dengan jujur. Memilih kebahagiaan.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*