
Jika kamu sedang merencanakan kehamilan dalam waktu dekat, penting untuk mengetahui jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan sebelum hamil. Meskipun tidak ada daftar pasti tes yang harus dilakukan sebelum hamil, dokter bisa saja menyarankan pemeriksaan tertentu berdasarkan usia, riwayat kesehatan, dan tujuan kehamilanmu.
Melansir dari Parents, Berikut adalah beberapa pemeriksaan penting sebelum kehamilan yang direkomendasikan para ahli
1. Pemeriksaan Kesehatan Umum
Meski nantinya kamu akan sering ke dokter saat hamil, CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menyarankan untuk melakukan pemeriksaan prakonsepsi terlebih dahulu sebelum hamil. Tujuannya adalah memastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat sehingga bisa menjalani kehamilan dengan lebih baik (CDC, 2023).
Selama kunjungan ini, dokter akan menanyakan tentang:
- Berat badan dan pola makan
- Kebiasaan olahraga dan gaya hidup
- Obat atau suplemen yang sedang dikonsumsi
- Riwayat menstruasi dan kehamilan sebelumnya
- Penyakit kronis yang sedang diderita
Pemeriksaan juga bisa mencakup pengukuran tekanan darah, tes darah, pemeriksaan panggul, dan tes Pap Smear.
Jika kamu memiliki pasangan yang akan berkontribusi dalam kehamilan, mereka juga sebaiknya ikut periksa. Sekitar 50% kasus infertilitas pada pasangan heteroseksual disebabkan oleh faktor dari pihak pria (NCBI, 2018).
2. Cek Status Vaksinasi
CDC juga menyarankan agar semua calon ibu memastikan bahwa vaksinnya sudah lengkap, terutama vaksin campak, gondongan, dan rubella (MMR). Rubella sangat berbahaya jika menyerang saat hamil karena dapat menyebabkan keguguran atau cacat lahir (CDC, 2022).
Beberapa vaksin yang penting untuk dicek:
- Tdap (tetanus, difteri, pertusis)
- Hepatitis B
- MMR (campak, gondongan, rubella)
- Cacar air
- Influenza
- COVID-19
Pasangan kamu juga sebaiknya memastikan vaksin mereka lengkap. Misalnya, jika mereka terkena cacar air dan kamu belum divaksin, kamu bisa tertular.
CDC menyarankan menunda kehamilan setidaknya satu bulan setelah menerima vaksin MMR dan melakukan tes darah untuk memastikan kekebalan tubuh.
3. Tes Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tes IMS adalah salah satu pemeriksaan penting sebelum kehamilan. Jika tidak diobati, IMS bisa menyebabkan masalah serius saat hamil, seperti kelahiran prematur, berat badan bayi rendah, infeksi, hingga kematian janin (NCBI, 2022).
Beberapa contoh:
- Klamidia dapat menyebabkan kelahiran prematur dan infeksi pada mata dan paru-paru bayi.
- Gonore bisa menyebabkan keguguran atau berat badan bayi rendah.
- Sifilis bisa menyebabkan cacat bawaan serius pada bayi (CDC, 2022).
Biasanya, dokter akan memeriksa IMS saat kunjungan prenatal pertama, tapi disarankan semua pasangan melakukan skrining sebelum hamil untuk mencegah penularan.
4. Pemeriksaan Genetik
Pemeriksaan genetik prakonsepsi atau disebut carrier screening bertujuan mengetahui apakah kamu atau pasangan membawa gen yang bisa diturunkan ke anak. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan lewat darah atau swab mulut.
Beberapa kondisi yang umum diuji:
- Cystic Fibrosis (CF)
- Spinal Muscular Atrophy (SMA)
Orang dengan latar belakang etnis tertentu mungkin juga perlu melakukan tes tambahan. Misalnya, pasangan keturunan Afrika mungkin perlu tes anemia sel sabit, dan keturunan Yahudi Ashkenazi disarankan tes Tay-Sachs (ACOG).
Ada juga pilihan pemeriksaan lebih lengkap (expanded carrier screening) yang mencakup lebih dari 300 jenis penyakit genetik.
Jika hasil tes menunjukkan kamu dan pasangan membawa gen tertentu, kamu bisa mempertimbangkan program IVF dengan tes genetik embrio (PGT), sehingga hanya embrio sehat yang ditanamkan.
5. Cek Kesehatan Gigi
Kesehatan gigi juga penting karena perubahan hormon saat hamil bisa menyebabkan peradangan gusi (gingivitis kehamilan) yang meningkatkan risiko penyakit gusi. Bakteri dari penyakit ini bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur (BMC Pregnancy and Childbirth, 2021).
Sebaiknya lakukan rontgen gigi sebelum hamil, karena meski tergolong aman saat hamil jika dilindungi dengan pelindung perut dan leher, tetap lebih baik dihindari jika tidak darurat.
6. Cek Kesehatan Mental
Kesehatan mental juga sangat penting. Depresi yang tidak ditangani saat hamil bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur, bayi berat lahir rendah, hingga depresi pasca melahirkan (NCBI, 2021).
Jika kamu atau pasangan pernah mengalami gangguan mental, sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesehatan jiwa sebelum hamil. Kamu juga bisa berdiskusi tentang obat-obatan yang aman digunakan selama kehamilan.